Masih
Jaman Pacaran ?
ANTI PACARAN,
hmm mungkin kalimat ini terdengar mainstream bagi kaula muda pada zaman
sekarang ini, karena bagi sebagian kaum muda yang namanya pacaran itu sudah
menjadi hal yang wajar dan bahkan mungkin bisa dikatakan tradisi yang wajib dilakoni
bagi kaum muda, anehnya jika mereka tidak terjun pada apa yang mereka sebut
“pacaran” mereka cendrung memposisikan diri mereka sebagai pribadi yang hina, karena
gak laku lah, gak menarik lah, gak gaul lah, pokoknya nggk banget deh..
Tapi kalau kita
cermati secara akal sehat kalau cinta kenapa gak nikah aja sih sekalian, toh
dengan menikah itukan membuktikan bahwa kualitas cinta antara dua insan itu
tidak main-main alias serius, dari pada pacaran yang jelas-jelas anak SD juga
tau hukum pacaran itu haram, iya kan?
Hidup itu
pilihan guys, jika memang ada yang halal kenapa pilih yang haram, iya nggak ?
Terus kenapa
muda-mudi jaman sekarang lebih memilih menjadikan “pacaran” sebagai alternatif
untuk menyalurkan hasrat cintanya?
Sering kita
temui ungkapan kalimat “Mungpung masih muda kita senang-senang jangan terlalu
serius dulu lah ..” ada bagusnya jika kalimat itu kita ubah dengan “Mungpung
masih muda kita senang-senang cari ilmu, kita beramal shaleh dan
banyak-banyakin ibadah, cari teman yang shaleh/shaleha sebanyak-banyaknya..”
nah baru itu remaja yang keren, keren di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
tentunya Allah suka itu, nah ketika Allah suka dan cinta kepada hamba-Nya maka
dalam sebuah Hadits Qudsi Allah akan berkata : “Wahai jibril! Aku mencintai si
fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril memanggil penghuni langit. “Wahai
penghuni langit! Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia. Lalu
penghuni bumipun mencintainya”(HR. Bukhari & Muslim).
Keren kan guys,
bayangin aja kita di cintai Allah, penghuni langit dan penghuni bumi, yang
dimana semua itu tidak kita dapatkan dari apa yang namanya pacaran. Nah bisa di
ambil kesimpulan bahwa perbedaan antara Ketaqwaan dan Pacaran itu sangatlah
kontras, ketaqwaan membuahkan cinta dari Ar-Rahman beserta para penghuni alam,
sedangkan pacaran hanya membuahkan cinta dari sang pujaan (pacar) namun di
murkai oleh Sang Maha Pencipta dan seluruh penghuni alam.
Dan di jelaskan
didalam Al-Qur’an bahwa pacaran adalah hal yang terlarang secara syari’at “Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu
sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang busuk” QS.Al-Isra: 32
Kita tahu betul
bahwa pacaran merupakan salah satu perbuatan mendekati zina, memang pacaran
juga bisa menjadi salah satu jalan menuju pernikahan, tapi di ayat yang kita baca
tadi, pacaran itu merupakan suatu jalan yang busuk lho guys.. nah guys mari
kita ber-analogi, jika kita mau melakukan perjalanan ke suatu tempat katakanlah
tempat wisata, kita lebih pilih rute perjalanan panjang di tambah kondisi jalan
yang jelek atau lebih pilih jalan singkat dan bagus..? Orang berakal tentu
pilih opsi yang ke dua dan opsi kedua itu ibaratkan ta’aruf yang singkat tanpa
proses yang panjang (nggak seperti pacaran) selain itu taaruf lebih diridhai
oleh Allah, masalah ditolak atau diterima itumah urusan nanti aja guys, ketika
diterima, anggap itu hadiah yang luar biasa dari Allah Karena keberanian kita
memilih ta’aruf ketimbang pacaran, nah kalaupun di tolak.. yakin aja Allah akan
memberikan orang yang lebih baik lagi untuk kita, yang penting kita gak
ngelakuin hal yang di benci dan di murkai Allah.
Renungan..
Kondisi
menderita itu bukan karena cinta kita ditolak, tapi…
Menderita itu..
Adalah tatkala
tumbuh cinta yang belum saatnya akibat dari tak menundukan padangan..
Bukan cinta dalam diam namanya
jika dalam diam kita mengkhayalkan sang pujaan..
Namun berdo’alah kepada Allah
sang pemilik hati, untuk menanamkan kembali cinta yang ada dalam dada, dan
kelak menumbuhkannya tatkala cinta itu halal dan di ridhai oleh-Nya..
Isilah penantian itu dengan
meningkatkan ketaqwaan dan hal-hal yang bermanfaat, bukan dengan memupuk
segudang maksiat..
Mari kita siapkan diri, pantaskan
diri, untuk menerima kejutan dari sang Ilahi..